Saturday, November 6, 2010

Individu, Keluarga dan Masyarakat

PERTUMBUHAN INDIVIDU

Istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik atau fisiologis atau jasmani yang secara kuantitatif semakin membesar atau semakin memanjang, sedangkan istilah perkembangan lebih tertuju kepada perubahan-perubahan aspek psikologis dan sosial.

Sebagai makhluk hidup, pada hakikatnya setiap individu pasti akan mengalami pertumbuhan fisiologis dan perkembangan non-fisiologis meliputi aspek-aspek intelek, emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.

Disini penulis akan mencoba memaparkan, bukan tentang perkembangan psikologis tetapi lebih kepada pertumubuhan fisiologis atau biologis serta mengaitkannya dengan proses dan hasil belajar anak didik.

Siapa pun tidak akan menyangkal bahwa seorang tenaga pendidik, baru bisa dikatakan efektif apabila ia mampu memahami aspek pertumbuhan peserta didiknya secara komprehensif. Pemahaman ini tentu akan membantu tenaga pendidik, terutama mempermudah untuk melakukan penilaian terhadap kebutuhan anak didik dan merencanakan melakukan penilaian terhadap kebutuhan anak didik dan merencanakan tujuan, materi, prosedur belajar mengajar dengan tepat dan efektif.

Untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan anak didik, tenaga didik diharapkan mampu berinisiatif mencari materi-materi bersumber fisiologi, psikologi, sosiologi, psikiatri, serta mampu mengintegrasikan seluruh pendapat di dalamnya.




A. Definisi Pertumbuhan

Dalam pribadi tiap individu baik yang bisa terlihat atau Nampak secara kasat mata (jasmaniah) maupun yang tidak Nampak secara kasat mata (rohaniah), terdapat dua hal yang secara signifikan, berbeda, sebagai suatu kondisi yang selalu menjadikan pribadi tiap individu mengalami perubahan menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua hal yang bersifat kondisional ke pribadi tersebut meliputi:

a. Hal pribadi materiil kuantitatif

b. Hal pribadi fungsional kualitatif.

Berlatar belakang dua hal tersebut, disinilah kiranya analisis bisa dimulai, dimana seringkali kita menemukan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan terutama secara definitive. Kadang-kadang makna istilah pertumbuhan dan perkembangan (Tidak sengaja) dipertukarkan sehingga menimbulkan semacam “misunderstanding” di masyarakat.

Penulis mencoba memberikan deskripsi bahwa hal pribadi materiil kuantitatif merupakan bagian yang mengalami pertumbuhan secara fisiologis, sedangkan hal pribadi fungsional kualitatif merupakan bagian yang mengalami perkembangan secara psikologis. Uraian ini kiranya “aduquate” dalam memberikan gambaran mengenai perbedaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan secara definitif.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuatitatif dapat berupa pembesaran atau pertambahan yang dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi bear, dari sedikit mejadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. (Dalyono, 2001; 61).

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitaf” yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah), yang herediter dalam bentuk prosese aktif seara berkesinambungan. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008 ; 118).

Pertumbuhan ialah pertambahan secara kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang yang menuju kearah kematangan. Pertumbuhan fisik berjalan dengan cara yang berbeda-bedca, misalnya pada otak, tinggi badan, dan berat badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa, dan lain-lain. Departemen Agama, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005; 39).

Mengenai pertumbuhan, Sunarto (2002; 39) berpendapat bahwa perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat badan. Berat badan yang semula sekitar 3 Kg ketiga dilahirkan menjadi 8-9 Kg pada umur 6 bulan. Panjangnya bayi 50 cm ketika dilahirkan menjadi 60 cm pada umur 1 tahun diikuti oleh organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.

Jumlah perbendaharaan kata yang dimiliki pada awalnya terbatas, namun semakin bertambah umur semakin bertambah sehingga pada umur 1,5 tahun, anak sudah mulai mampu mengucapkan rangkaian suku kata menjadi perkataan-perkataan yang mulai memiliki makna tersendiri dan berhubungan dengan suatu objek.

Kemampuyan mengidentifikasi objek-objek dilingkungan sedikit demi sedikit mulai menunjukkan peningkatan. Semua perubahan tersebut pada hakikatnya menunjukkan adanya “measurable quantitatively differences”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa istilah “pertumbuhan” memiliki arti yaitu: pertambahan dan substansi atau struktur yang ditandai dengan perubahan-perubahan biologis yang secara kuatitatif terjadi pada diri seorang individu yang menuju kearah ke sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi (biologis) tersebut dalam rentang waktu tertentu. Atau dengan istilah lain, yaitu proses transmisi dari konstitusi fisik (kondisi jasmani) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan, semisal pertambahan tinggi/berat badan.

B. Pertumbuhan Pribadi Individu

Individu manusia berasal dari materil yang sangat lemah, yaitu materiil genetis, pertumbuhan genetis pada manusia pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan proses pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme yang tumbuh dari kondisi yang teramat sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel yang membentuk organisme yang bersusun begitu kompleks/rumit. Yang demikian itu seringkali diistilahkan sebagai peristiwa atau tahapan awal herediter.

Secara genetis, individu manusia terbentuk dari satu sel sperma dan satu sel telur. Satu sperma memasuki sebuah telur dan secara alamiah satu individu baru mulai mengalami pembentukan. Pada saat itu, kondisi si-ibu baik fisik maupun mental sangat mempengaruhi kehidupan awal si-individu baru. Sedangkan peranan ayah hanya memberikan kemungkinan yang tepat agar individu baru itu terkonsep secara sempurna. Sifat-sifat yang terkandung di dalam satu sel sperma yang berhasil terbuahkan merupakan apa yang diturunkan oleh si-ayah.

Setiap satu tetes sperma pria terdiri dari berjuta-juta sel sperma. Sperma berbentuk menyerupai bulatan kepala yang memiliki ekor panjang. Sperma-sperma berenang dengan cepat dengan menggunakan ekor-ekornya, mencari sasarannya. Tiap satu sel sperma mengandung masing-masing 24 “chromosomes”.

Sel telur wanita jauh lebih besar ukurannya dari sperma pria. Di dalam sel telur terdapat bahan-bahan makanan, dengan sebuah bulatan kecil ringan yang disebut “nucleus”. Ketika sebuah sel sperma berhasil menembus dinding sel telur dan berhasil masuk ke dalamnya. Maka sel sperma tersebut akan melepaskan keduapuluh empat kromosom yang dikandungnya. Sementara dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, “nucleus” dalam sel telur pun pecah dan melepaskan pula keduapuluh empat kromosom sebagai suatu kontribusi dari pihak ibu guna membentuk seorang anak.

Individu baru mulai mengalami pembentukan dari kombinasi semua kromosom yang dilepaskan, yang tiap kromosom tersebut memiliki bentuk tekstur dan sifat bawaan yang begitu beragam. Masing-masing kromosom dari pria akan berpasangan dengan masing-masing kromosom dari wanita. Dua puluh empat kromosom inilah yang memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan bentuk fisik individu ke depannya. Proses pertumbuhan terus berlangsung dengan melalui tahapan pembagian sel (division) dan pembagian/pembelahan kembali pada sel-sel (redivision). Jika diamati dengan menggunakan mikroskop, pembelahan dan perpasangan kromosom-kromosom Nampak seperti rangkaian mata rantai yang semakin lama semakin merapat. Pada saat-saat tertentu rangkaian kromosom ini kembali mengalami proses pertumbuhan dan mulai membentuk butiran-butiran menyerupai embun yang disebut “beads” dalam jumlah besar. “Beads” berisikan “genes” yang merupakan faktor penentu hereditas.

Setelah semua tahapan itu berhasil dilalui, kemudian sel telur menjadi matang diikuti masuknya saraf dari pihak ibu. Sel-sel pada tahap ini tidak lagi tinggal bersama-sama. Manakala jumlah sel masih terbatas. Sel-sel mulai mengadakan semacam spesialisasi, yaitu beberapa menjadi sel Tulang, sel kulit, sel daging, sel otak, sel otot dan sebagainya. Semua “specialized cells” terus mengalami proses pertumbuhan dan membentuk unsur-unsur biologis manusia.

C. Hukum-hukum Berkenaan Teori Pertumbuhan

Berikut ini dipaparkan sejumlah hukum berkenaan teori pertumbuhan, yaitu:

1. Pertumbuhan merupakan kuantitatif.

Perubahan dari segi kuantitatif mencakup “division” dan perbanyakan kromosom sel-sel, penambahan jumlah gigi, rambut, pembesaran materiil jasmaniah.

2. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan

Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Kesinambungan pertumbuhan ini pada manusia dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang lemah tergantung, tidak berkecakapan seara berangsur-angsur dapat menjadi orang yang kuat, berdiri sendiri dan berkecakapan dalam menghadapi ujian hidup, hal ini disebabkan karena manusia tumbuh terus melalui urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya. (Dalyono, 2001; 69).

3. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang rumit, dimana seluruh aspek-aspek yang mempengaruhinya saling berkorelasi.

Rasa-rasanya hampir tidak mungkin kita mengenal seorang anak secara fisiologis tanpa mengenal apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh si anak. Sama halnya kita tak akan mungkin mengenal perkembangan fungsional kualitatif anak tanpa mengenal pertumbuhan materiil kuantitatif. Sebagai deskripsi yang bisa penulis berikan terdapat korelasi yang cukup erat antara “adjustment” anak disekolah dengan kondisi emosionalnya, kondisi fisiologisnya dan kapasitas mentalnya.

4. Tiap individu memiliki metode unik tersendiri untuk mengalami proses pertumbuhan.

Keunikan pertumbuhan tiap individu barangkali disebabkan oleh factor-faktor di bawah ini:

- Perbedaan materi herediter

- Perbedaan kegiatan atau aktivitas

- Perbedaan kondisi lingkungan eksternal

- Perbedaan kondisi lingkungan internal

- Perbedaan kondisi biologis.

Oleh karena itu, individu itu bisa dikatakan variatif dilihat dari sudut fisiologis atau jasmaniahnya. Contohnya, ada individu yang tinggi, pendek, kurus, gendut, mancung, pesek, putih, gelap, tampan, jelek dan seterusnya.

5. Pola dan kecepatan pertumbuhan mungkin saja dimodifikasi oleh faktor-faktor ekstern maupun intern.

Keadaan lingkungan internal macam gizi, kegiatan relaksasi, “pressure” secara mental, ketahanan fisik, dan yang lainnya sangat berperan dalam menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan.

Selain itu, apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan semakin melebar.

6. “Step by step” aspek pertumbuhan berbeda-beda.

Orang tua seringkali merasa khawatir terhadap anak-anaknya yang berusia satu tahun namun dapat menyebutkan sampai tujuh kata, tetapi sekitar tiga atau empat bulan berikutnya jarang sekali menyebutkan kata-kata yang baru, bahkan beberapa kata yang dikuasai menjadi terlupakan. Daylono (2001; 70) menyebutkan bahwa tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama. Hal ini sekaligus memperjelas contoh di atas.

7. Tempo pertumbuhan berbeda.

Sequence pertumbuhan bergerak dalam waktu yang tidak konstan. Belum lagi tanda-tanda seorang individu tidak muncul dalam saat-saat yang teratur. Ada saat-saat dimana proses pertumbuhan berlangsung cepat, dan begitu pula sebaliknya.

D. Aspek-aspek yang Berperan dan Turut Mempengaruhi Pertumbuhan Individu.

Proses pertumbuhan yang bersangkutan dengan perubahan struktur fisiologis sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang saling berkorelasi. Adapun aspek-aspek tersebut adalah:

1. Anak sebagai keseluruhan

Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya. Kesehatan jasmaninya sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya. Sedangkan kondisi emosionalnya dipengarui oleh kesuksesan anak ketika berada dilingkungan sekolah. Kapasitas mental dan ketahanan fisiologisnya. Selain itu, “beckground” keluarga dan pribadi serta kegiatan yang dijalani anak hari-harinya sangat berperan dan dalam mendukung anak tumbuh secara professional baik fisiologis dan psikologis, intelektual dan sosial.

2. Permasalahan tingkah laku sering berkorelasi dengan pola-pola pertumbuhan.

Usia psikologis individu anak turut mempengaruhi kapasitas mental yang mempengaruhi prestasi belajarnya. Pertumbuhan atau tingkat kematangan anak juga berhubungan sangat erat dengan prestasi belajar.

3. Permasalahan behavioral seringkali berkorelasi dengan pola-pola pertumbuhan

Pertumbuhan memunculkan kondisi-kondisi tertentu yang menimbulkan problematika behavioristik. Anak-anak yang terlalu cepat dalam mengalami pertumbuhan atau terlalu lambat, atau tidak teratur dalam fase-fase pertumbuhannya tidak jarang menimbulkan permasalahan dalam pengajaran. Alasan kenapa anak mencerna makanan adalah untuk memperoleh energi guna pertumbuhan dan untuk beraktivitas. Ketika sebagian besar energi yang terkumpul digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas akan berkurang. Begitu pula sebaliknya.

4. Penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan

Peristiwa-peristiwa yang pribadi pada individu anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan “challenges” cultural masyarakat utamanya harapan-harapan orang tua, guru, dan teman sebaya, tercemin dalam “adjustment” yang dilakoni si anak dalam kehidupan sosial. Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan yang menonjol dalam interaksi sosialnya dapat berarti bahwa anak itu tumbuh dalam kondisi yang normal. Pertumbuhan yang tidak biasa yang dialami anak dapat menimbulkan kelainan dan hambatan dalam hal penyesuaian diri dalam interaksi sosial.

Fungsi-fungsi kepribadian baik fisiologis maupun psikologis sangat mempengaruhi mental dan kegiatan belajar anak. Salah satunya adalah fungsi otak dan saraf dalam usaha membuat anak menjadi reseptif terhadap pelajaran yang disampaikan.

Menurut Jean Rosseau (1712-1778) dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak, yaitu antara umur 2 sampai 12 tahun, perkembangan pribadi anak dimulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan observasi. Perkembangan fungsi ini memperkuat fungsi perkembangan pengamatan anak. Perkembangan tiap aspek psikologis anak pada fase ini sangat dipengaruhi oleh pengamatannya.

Kesimpulan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan atau peningkatan secara kuantitatif dari substansi atau strutktur yang pada umumnya ditandai dengan perubahan-perubahan biologis pada diri suatu individu yang menuju ke arah kematangan, akibat pengaruh lingkungan pertumbuhan fisik berlangsung dengan cara yang biasa dikatakan bervariasi, misalnya pada otak, tinggi dan berat badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa, dan lain sebagainya.

Pertumbuhan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan, mulai dari kondisi yang simpel sampai pada keadaan yang tergolong kompleks. Kesinambungan pertumbuhan ini pada individu manusia dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang lemah tergantung, tidak berkecakapan dalam menghadapi tantangan dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia terus-menerus mengalami proses pertumbuhan dalam step-step yang teratur dalam organismenya.

Adapun mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan, diantaranya dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang kuantitatif, walaupun sebenarnya masih ada orang yang mengatakan atau berpendapat bahwa pertumbuhan adalah suatu proses yang bukan hanya mencakup beberapa hal secara kuantitatif tetapi juga kualitatif. Namun disini penulis berpendapat bahwa pertumbuhan adalah proses kuantitatif, agar tidak menyeberang ke arah perkembangan yang bersifat non-biologis. Pertumbuhan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dalam tempo yang tentunya berbeda, rumit dimana seluruh aspek-aspek yang mempengaruhinya saling berkorelasi, selain itu tiap individu memiliki metode unik tersendiri untuk berproses dalam pertumbuhan, pola dan kecepatan pertumbuhan barangkali dimodifikasi oleh faktor-faktor dalam maupun luar, dan tahapan pertumbuhan berbeda-beda.

Adapun aspek-aspek yang berandil besar dalam mempengaruhi pertumbuhan individu, diantaranya adalah memandang anak sebagai suatu keseluruhan, permasalahan behavioral seringkali berkorelasi dengan pola-pola pertumbuhan, dan penyesuaian pribadi dan sosial juga merefleksikan suatu dinamika pertumbuhan.

Setiap orang yang mampu berpikir secara logis tentu tidak akan menyangkal bahwa kondisi fisik berperan signifikan dalam menentukan lancar tidaknya seorang anak dalam menerima pelajaran. Anak yang mengalami cacat lahir, sakit atau kelelahan tentu tidak akan mudah mencerna pelajaran sebagaimana anak yang tumbuh secara normal, sehat dan dalam keadaan yang fit dan siap menerima pelajaran tersebut.

Begitu pula anak-anak yang sedang dalam kondisi kelelahan sehabis melakukan kegiatan fisik seperti berolah-raga, tidak akan langsung bisa berkonsentrasi menerima materi pelajaran.




KELUARGA

DEFINISI KELUARGA

1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.


Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.



FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)

5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.



TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :


1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.


Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya

2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya


Pemuda & Identitas

Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Karna pemuda sebagai harapan bangsa, dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.


Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis. Dalam keadaan demikian , sering kali muncul perilaku menyimpang atau kecenderungan melakukan pelanggaran. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuaian diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang lebih baik lagi dari pada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur.


Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban moral bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.


Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:

1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik


Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah :
1. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
2. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
5. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
6. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
7. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
8. Pergaulan bebas
9. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
10. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.

Untuk itu pemuda sangatlah perlu bimbingan dalam membina hidup, dan dalam membentuk karakter. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni :
1. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
2. Orientasi dalam dirinya sendiri
3. Orientasi ke luar hidup di lingkungan

No comments:

Post a Comment