Friday, April 22, 2011

Manusia dan Agama

Pendahuluan
            Dunia kita adalah dunia perubahan dan pergantian, tak ada sesuatu yang tetap di dalamnya. Segalanya akan senantiasa berubah, memudar dan setelah itu mati. Seperti itukah agama ? Akankah ada kurun tertentu bagi agama, sehingga bila ia telah lewat, usia agamapun akan berakhir ? Ataukah keadaannya tidak seperti itu ? Akan ia tetap lestari di tengah-tengah manusia,
sehingga jika muncul gerakan yang ingin  memeranginya  bahkan menghabisinya, gerakan seperti itu pasti tak akan berhasil ? Bahkan agamalah yang selalu hidup, tak terpadamkan, dan tetap berdetak, lalu muncul lagi dan menyatakan kehadirannya dalam berbagai rupa lain, segera setelah itu ? Adakah manusia sekarang ini yang dengan ilmu pengetahuan dan kemajuannya mampu mengatur dan mengendalikan 'dunia' masih membutuhkan agama ? Kalau jawabnya "Ya", terus apa fungsi dan peran agama dalam era kemajuan dan modernisasi ini ? Akankah posisi dan peran agama dapat digantikan oleh ilmu pengetahuan ? Untuk menjawab pertanyan-pertanyan di atas di butuhkan sebuah telaah kritis dan komperhensif kalau kita tidak ingin agama di jahui oleh manusia terutama orang-orang yang sudah matang secara rasional, logika dan ilmiah sebagai akibat dari indoktrinasi yang keliru. Kekeliruan dalam memberi gambaran dan pengertian agama kepada manusia terutama generasi berikutnya, jelas akan memarginalkan agama itu sendiri dari kehidupan manusia. Dan disinilah peran dari seorang teolog atau penganjur agama menjadi kunci utama dalam menawarkan gambaran-gambaran yang benar tentang agama supaya generasi berikutnya tidak terperosok dalam lembah materialisme dan menjadi budak hawa nafsunya. Kalau seorang teolog dan penganjur agama membuat sedikit blunder saja dalam memberikan gambaran dan pengetian agama, akan berakibat negatif terhadap agama itu sendiri. Agama yang di harapkan menjadi solusi dan menenangkan kalbu justru sebaliknya, akan menjadi sebuak momok yang di takuti.
            Dalam menjawab pertanyaan-petanyaan diatas, hal pertama yang harus dilakukan adalah menguak misteri siapa manusia ? Apa agama itu ?. Mustahil, kita mampu menjawab pertanyan-pertanyaan di atas tanpa mengetahui obyek pembahasannya yaitu manusia dan agama.

II. Siapa Sih Manusia ?
          Sebenarnya teori-teori tentang manusia banyak sekali baik dari barat mupun timur, mulai zaman Yunani kuno sampai sekarang, berikut sedikit  teori-teori yang sudah dan sedang berkembang tentang manusia:
          Materialisme dan Darwinisme
          Sebagian masyarakat banyak yang menyangka bahwa teori Darwinisme tidak mempunyai pengaruh dan kepentingan tak seberapa dalam kehidupan ini. Anggapan tersebut sebuah kesalahan besar, karena ia tidak hanya berkisar dalam ilmu biologi saja, namun teori ini adalah suatu penyelewengan filsafat yang sangat banyak mempengaruhi manusia di muka bumi ini. Darwinisme atau Teori Evolusi merupakan hasil dari filsafat materialisme yang mempunyai anggapan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini adalah materi. Materialisme meletakkan segala sesuatu pada status benda. Anggapan ini menjadikan manusia suatu makhluk yang hanya mempunyai dimensi materi ( jasmani )saja (maddiyat al insan). Tanpa mempunyai dimensi meta-materi ( ruhani ) yang dapat menumbuhkan nilai-nilai luhur dan moral seperti kejujuran, kecintaan, amanah, pengorabanan atau moral-moral yang baik lainnya. Asal-usul teori ini adalah seiring dengan kepercayaan yang menolak adanya pencipta manusia dan alam yaitu Tuhan. Penemu teori Evolusi ini adalah  Charles Robert Darwin. Ketika Darwin menjadi sukarelawan sebuah ekspidisi di atas sebuah kapal Inggris yang bernama H.M.S Beagle pada tahun 1832 mengembara dan mengelilingi kawasan-kawasan yang bermacam-macam di dunia selama lima tahun. Selama ekspidinya ini, dia mengamati alam dan makhluk hidup seperti variasi pada paruh burung yang menurutnya di sebabkan oleh adaptasi burung tersebut dengan habitat dan komunitasnya. Dari pengalamannya ini, dia akhirnya mempunyai kesimpulan bahwa spesies-spesies dari mahluk hidup yang berbeda-berbeda tersebut tidak di ciptakan oleh Tuhan, namun sebagai akibat dari adaptasi setiap spesies tersebut dengan habitatnya. Darwin berpendapat bahwa asal-usul makhluk hidup itu perubahan secara lamban (evolusi) dari suatu spesies ke spesies lain yang dapat dijelaskan melalui dua mikanisme yaitu seleksi alam ( natural selection ) dan mutasi (mutation) seperti manusia yang berasal dari mahkluk sejenis  kera. Dia mengemukakan pandanganya ini dalam bukunya yang berjudul " The Origin of Spesies, By Means of Natural Selection, 1859". Sebenarya Darwin tidak yakin dengan teori ciptannya tersebut. Hal ini bisa di baca dari pemikiranya dalam buku tersebut dalam bab "Difficulties of the Theory" (Kesukaran-Kesukaran Teori ini). Ya, memang sudah sewajarnya bila Darwin tidak begitu yakin dengan teorinya sendiri karena penemuan dan hipotesisnya tidak berdasarkan eksperimen dan sains, namun hanya sebatas dari pengalaman dan pengamatannya tentang mahluk hidup dan alam.
            Komunisme dan Marxisme
            Teori Marxisme dan Komunisme merupakan mata rantai dari teori Evolusi dan Materialisme. Karena Marxisme pada hakikatnya bersandar pada kedua teori tersebut. Sama dengan pendahulunya, Karl Max (1898) seorang pendiri madzhab ini berpendapat bahwa semua yang wujud di dunia ini termasuk manusia adalah materi ( jisim ). Dan beranggapan bahwa semua kejadian-kejadian di dunia ini adalah hasil dari kejadian sebelumnya dan seterusnya.
            Animalisme Manusia
1. Sigmund Freud, seorang psikoanalisis kondang yang teorinnya al aql al bathin ( akal bawah sadar / the unconscious ) punya pengaruh besar sekali tidak hanya pada ilmu psikologi bahkan merambah ke seluruh aspek kehidupan ini, berpendapat bahwa manusia baru sehat apabila libido sexualisnya tidak mengalami banyak hambatan. Hambatan-hambatan moral telah menimbulkan banyak penderitaan manusia, ganggaun emosional, kecemasan, dan obsesi.Menurut hemat Freud, semua kegiatan dan dinamika manusia berakar dari dorongan dan hasrat seksual. Manusia hany makhluk bumi murni ( ka'in ardli bahtah ) yang tidak memiliki perasaan yang menuju ke sebuah nilai-nilai luhur seperti ketulusan, kecintaan, pengorbanan, kesetiaan dan nilai-nilai moral lain. Manusia dalam pandangan Freud tidak beda jauh dengan hewan yang di gerakkan oleh hasrat dan naluri seksual. Singkatnya Freud ingin menganimalkan manusia (hawaniyat al insan, animalisme manusia).
2. Betrand Russell. Bila Freud telah memberikan landasan psikologis terhadap suatu moralitas baru yang di dasarkan pada kebebasan individu untuk mengikuti apa yang di hajatkan nafsunya. Russelllah yang memberikan landasan filosofisnya. Russell menganjurkan moralitas seksual yang bebas dari rasa cemburu. Cemburu adalah emosi yang yang tidak sehat, sehingga setiap manusia harus berusaha untuk mengatasinya. Setiap orang harus dibebaskan untuk melakukan hubungan seksual dengan siapa saja yang di kehendaki tanpa harus terikat dengan kaidah-kaidah hukum. Dari pendapat Russel diatas tentang moralitas seksual bagi manusia dapat di tarik kesimpulan bahwa manusia dalam pandangan Russell hanyalah makhluk yang termotori oleh dorongan dan naluri seksual dalam segala dinamikanya. Pada kesimpulan akhirnya Memang pandangan Russell dan Freud sama yaitu animalisme manusia ( hawaniyah al insan ). Perbedannya kalau Russell memandang dari perspektif filsafat sedangakan Freud lebih menekankan segi psikologi.
            Dan masih banyak lagi teori-teori tentang manusia yang memandang manusia hanya dari satu sisi semata, seperti aliran Behavoriosme yang mengartikan manusia sebagai akumulasi dari adat dan refleksi atau reaksi dari kondisi lingkunngan sekitarnya ( rudud al fi'il al syartiyah al mun'akisah ), mazhab Experimentalisme yang menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan dalam laboratium yang hanya mampu meneliti manusia dari sisi jisim atau inderawi saja, dan orang yang menganggap manusia sebagai mesin robot (mekanik).
            Kristen
            Seperti agama-agama yang lain, Kristen memandang manusia sebagai makhluk yang mulya dan sempurna yang terdiri dari jisim (badaniyah) dan ruh (ruhaniyah). Manusia bukan semata-mata seperti hewan yang hanya terdorong oleh naluri seksualnya. Manusia dalam pandangan Kristen lebih mulya dari sekedar hewan, karena dalam diri manusia tertanam nilai-nilai luhur dan moralitas. Karena agama Kristen sendiri turun untuk menentang materealisme radikal yang merajalela dikalangan Bani Isra'el dan Romawi pada saat itu. Oleh karena itu ajaran Kristen lebih menekankan pada sisi ruhaniyah yaitu cinta kasih dan penebusan dosa. Sebuah ajaran yang menyerukan kepada manusia untuk menyucikan diri dari dosa dan melupakan sesuatu yang bersifat materi atau naluri biologis sehingga kita dapat menyaksikan dikalangan para pendeta dan biarawati yang tidak nikah selama hidupnya. Karena menganggap nafsu biologis adalah kotoran dan najis yang harus di jahui dan di sucikan. Bahkan sampai pada ruhbaniyah yaitu pengisolasian diri dari kehidupan dan manafikan naluri-naluri fitriah seperti kebutuhan biologis.Diantara ajaran Kristen adalah manusia terlahir dalam keadaan berdosa sebagai akibat dari apa yang di lakukan Adam dan Hawa yang telah melanggar larangan Allah yaitu  memakan buah atau pohon yang di larang oleh Allah. Apa yang dilakukan  Adam dan istrinya menurut Kristen merupakan kesalahan dan dosa. Keturunan adam  harus menaggung dosa yang dilakukan oleh Adam dan istrinya.  Artinya Kristen mempunyai keyakinan dan ajaran 'Dosa Warisan' (al khati'ah al maurusah ).
Kepincangan dan Kekeroposan Barat
            Sebenarnya harus ada beberapa pertanyaan yang harus diajukan dalam membahas diri manusia, karena jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu kita dalam mengetahui siapa manusia itu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah siapa dan apa manusia itu ? Apa fungsinya ? Apa perannya dalam kehidupan ? Apa kemamapuan yang dipunyai ? Sampai dimanakah batas kemampuan tersebut ?. Tanpa mengajukan pertanyan-pertanyan tersebut dalam meneliti manusia, kesimpulan yang di hasilkan akan mempunyai banyak kelemahan. Dan seperti itulah –tanpa di dahului oleh pertanyaan-pertanyaan diatas--  riset dan study yang dilakukan barat dalam menguak misteri makhluk yang namanya manusia, sehingga teori yang dihasilkanpun banyak mempunyai kelemahan, diantara kelemahan itu :
Pertama: Riset dan study seperti ini hanya bersifat parsial, karena memandang manusia dari satu sisi atau satu dimensi semata. Sedangakan manusia adalah makhluk serba dimensi. Manusia buklanlah hanya homo mechanicus yang secara otomatis di gerakkan oleh hukum-hukum fisikal ( Hobbes, Hume ), oleh dorongan-dorongan naluri seperti membela kepentingan diri ( Utilitarian ), hasrat biologis atau seksual ( Freud, Russell), oleh warisan genetis ( Jensen, Eysenck ), atau faktor-faktor lingkungan seperti lingkungan stimuliti ( Behaviorisme ), lingkungan sosio-kultural ( Neo Freudian), alat-alat produksi ( Marxisme )dan teknologi ( Agburn, Toffler) semata. Namun manusia mempunya dimensi lain selain dimensi diatas. Memang tidak dapat di pungkiri dalam perkembangannya, manusia di pengaruhi oleh warisan genetis, lingkungan dan pendidikan serta naluri biologisnya. Tapi pada dasarnya manusia mempunyai dimensi ruhaniah sebagaimana fitrah manusia  yang dapat merespon kewujudan pencipta alam.
Kedua: Riset yang di lakukan barat seperti diatas tidak akan mampu  membedakan manusia antara kondisi normal dan ubnoramal. Karena mereka kehilangna ukuran yang dapat di jadikan standar untuk mengetahui keduanaya.
Ketiga: Riset dan study meraka tentang manusia melupakan pencipta manusia itu sendiri yaitu Allah.[12]
            Counter Terhadap Freud
            Teori yang diajukan Freud tentang manusia banyak kelemahan, diantaranya:
1.Freud menafikan akal sadar ( al aql al wa'i ) sebagai bagian dari dalam diri manusia sebagaiman akal bawah sadar ( al aql al batin ) . menurut Freud akal sadar adalah hasil dari pengaruah faktor luar. Jelas teori mengandung kelemahan karena pada kenyataannya akal sadar manusia timbul dari dalam jiwa manusia itu sendiri, yang merupakan fitrah manusia seperti ingin hidup sosial, dan sifat egoisme.
2. Anggapan Freud bahwa hakikat manusia adalah naluri sexualnya.  Penekanan dan pencegahanlah yang menyebabkan manusia mempunyai nilai-nilai luhur seperti kesetiaan. Merupakan anggapan yang tidak disangsikan lagi kesalahanya. Karena mnusia secara fitrah sudah mempunyai sfat-sifat luhur seperti kesetiaan dan ketulusan bukan akibat dari penekanan dan penahanan lingkungan sekitar.[13]
            Pendeknya, manusia dalam pandangan barat telah di runtuhkan pada tingkat mesin. Ruh dan kemulyannya telah di tolak. Kepercayaan akan adanya sebab terakhir dan suatu rancangan atau rencana yang telah di persiapkan bagi alam di anggap sebagai gagasan yang reaksioner. Manusia —masih menurut barat-- adalah mesin yang di kendalikan semata-semata oleh kepentingan finansial.agama, moral, filsafat, sains, seni di tegakkan pada landasan cara produksi, pembagian dan distribusi kekayaan. Martabat manusia telah benar-benar dihancurkan dan direndeahkan oleh barat.
 Bagaimana Dengan Islam ?
            Sebelum kita membahas tentang manusia, terlebih dahulu menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Karena ---seperti yang sudah saya singgung diatas— jawaban-jawaban ini akan membantu kita dalam mengetahui hakikat manusia. Alquran dengan ringkas dan jelas menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dalam surah Albaqara ayat 30-35. Manusia adalah Khalifah Allah di bumi, yang di ciptakan uantuk memakmurkan dan meramaikan bumi dengan bekal ilmu dan semua yang ada di bumi di ciptakan untuknya. Dari jawaban–jawaban diatas, dapat kita tarik kesimpulan tentang hakikat manusia. Jadi manusia dalam pandangan Islam adalah:
1. Khalifah Tuhan di bumi (QS 2:3). Sehingga manusia di beri kebebasan dan kemerdekaan (QS 33:72)
2. Makhluk yang mutafarrid ( independent, satu-satunya, yang tidak ada bandinganya). Dengan demikian, penafsiran-penafsiran manusia yang di serupakan dengan yang lain sebuah kesalahan besar.
3. Makhluk yang mempunyai peran penting di dalam kehidpuan. Untuk itu dalam penciptannya benar-benar telah di perhitungkan secara teliti bukan suatu kebetulan (QS 20:122)
4. Mahkluk yang di bekali kemampuan dan kekuatan. Seperti kemampuan intelegensia yang paling tinggi di miliki manusia (QS 2:31-33)
5. Makhluk yang mempunyai titik kelemahan. seperti interest terhadap nafsu, sifat keji dan bodoh.
6. Makhluk yang mempunyai tabiat ganda dan serba dimensi. Seperti kecederungan dekat dengan tuhan (QS 7:172, 30:34), sekumpulan unsur surgawi yang luhur yang berbeda dengan unsur badani (QS 32:7-9) kesadaran moral (QS 17:70) manusia tidaklah hanya tersentuh oleh motivasi-motivasi dunia saja (QS 89:27-28, 9:72)
7. Dalam Islam, manusia di lahirkan dalam kedaan suci dan putih tidak punya dosa sedikitpun, laksana kertas putih yang belum di tulisi. Hal ini berbeda dengan kristen yang memandang manusia ketika lahir sudah berdosa yaitu dosa warisan dari Adam dan Hawa, karena dalam Islam tidak mengenal hukum karma dan dosa warisan.Dan juga, Islam tidak mengingkari kebutuhan manusia akan kebutuhan biologis yang dihalalkan dengan sebuah akad nikah. Mustahil, manusia mengingkari kebutuhan tersebut. Karena hal ini merupakan naluri fitriah dan wasilah untuk melestarikan jenisnya. Artinya, tawazun antara ruh dan jasad, materi dan meta-materi, dan duniawi dan ukhrawilah esensi dari ajaran Islam.   

No comments:

Post a Comment